Days with Dale Carnegie Principles

Dale Carnegie > Tentang Kami > Days with Dale Carnegie Principles

Di tahun 1936, Dale Carnegie memberikan pernyataan menarik untuk pembacanya,”Berhubungan dengan orang lain mungkin adalah masalah terbesar yang Anda hadapi.” Dan inilah yang menjadi pondasi buku ‘Bagaimana Mencari Kawan dan Memengaruhi Orang Lain’ yang berisi 30 prinsip untuk membina hubungan baik, memperoleh kerjasama yang antusias dari orang lain dan membantu orang lain untuk mengubah perilaku mereka.

Dalam kelas-kelas Dale Carnegie Training khususnya kelas Fundamental Leadership Program, peserta membuat komitmen menerapkan 30 prinsip Dale Carnegie dan menyampaikan hasil atau dampaknya di depan kelas. Tentu saja sangat menggembirakan saat mengetahui para alumni pun tetap menerapkan 30 prinsip tersebut dalam keseharian mereka. Berikut adalah sebagian dari pengalaman alumni kami dalam menjalani hari-harinya dengan menerapkan prinsip-prinsip Dale Carnegie.

Pengalaman Aidi

” Jadi pendengar yang baik, dengan tulus melihat masalah dari sudut pandang orang lain dan  jika salah segera akui dengan simpatik. “

Sebelum mengikuti training di Dale Carnegie, saya adalah seorang pembaca buku-buku seri “Chicken Soup”. Bagi saya buku-buku Chicken Soup merupakan rekaman dari kisah pengalaman orang-orang hebat yang mampu melalui berbagai macam masalah dalam kehidupan mereka masing-masing, hal ini cukup menginspirasi saya dalam bersikap dan berperilaku.

Kemudian pada bulan Oktober 2012 lalu, saya diminta oleh pimpinan untuk mengikuti Fundamental Leadership Training di Dale Carnegie. Terus terang, saat itu sebenarnya saya menganggap training tersebut tidak terlalu penting dan hanya menyita waktu kerja saya di kantor, dimana pekerjaan di kantor sangat banyak.
Namun di hari pertama training membuat saya tersadar bahwa anggapan saya sebelumnya tentang training ini salah. Di hari pertama itu, saya langsung merasa bahwa ternyata inilah training yang benar-benar saya butuhkan. Training ini bukan saja nantinya akan bermanfaat dalam pekerjaan saya, tapi juga saya rasakan bagaikan sesi relaksasi yang bisa membuat saya terlepas dari rutinitas pekerjaan yang terkadang membuat stress.

Sejak saat itu hal yang paling saya nantikan adalah hari Kamis, karena tiap hari Kamis adalah jadwal sesi training Dale Carnegie. Saya sangat merindukan berkumpul dan berinteraksi dengan teman-teman dan pembimbing yang bagi saya semuanya mengeluarkan pandangan-pandangan positif dalam menilai segala macam topik pembicaraan.
Berbagai kisah pengalaman yang mengagumkan saya dengar langsung dari teman-teman dan pembimbing. Dalam training diajarkan agar setiap peserta mampu berbagi kisah pengalaman pribadi yang mampu menginspirasi pendengarnya. Sebelumnya, hal seperti ini hanya bisa saya baca dalam buku seperti Chicken Soup.

Semua prinsip-prinsip Dale Carnegie yang diajarkan, bagi saya adalah tuntunan untuk menjadi lebih baik lagi bagi diri sendiri dan juga bagi orang-orang di sekitar kita. Human relationship yang baik menjadi dasar dari keberhasilan. Hal ini diajarkan dengan sangat baik dalam training Dale Carnegie.

Beberapa prinsip yang paling tertanam dalam ingatan saya adalah :
Hindari SOK, senyum, beri perhatian yang sungguh pada orang lain, beri penghargaan yang jujur dan tulus kepada orang lain, Jadi pendengar yang baik, dengan tulus melihat masalah dari sudut pandang orang lain, jika salah segera akui dengan simpatik.
Peristiwanya terjadi sekitar awal tahun ini, dimana setelah hampir 13 tahun saya bekerja di perusahaan, baru kali ini hubungan kami dengan beberapa pemasok sedikit terganggu dikarenakan kinerja yang kurang baik di tahun sebelumnya. Sebagai pimpinan bagian yang berhubungan langsung dengan pemasok, hal ini mewajibkan saya untuk tetap mempertahankan kepercayaan dan kerjasama dari pemasok. Apabila dilihat dari permasalahan yang ada, memang kelihatannya sangat susah bagi kami untuk bisa meyakinkan pemasok kami tersebut. Tetapi manfaat dari pemahaman saya akan prinsip-prinsip yang saya dapatkan dalam training Dale Carnegie, bisa menempatkan
saya dalam posisi negosiasi yang baik sehingga bisa saya lakukan dengan penuh rasa percaya diri tetapi juga dengan penuh kerendahan hati untuk memahami apa yang menjadi keberatan dari pihak pemasok. Bagi saya, dalam bernegosiasi yang dituju adalah solusi dari masalah, bukan mencari yang paling benar dan siapa yang salah, bukan juga mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah, tetapi mencari solusi yang menyenangkan bagi kedua belah pihak. Saya selalu memakai prinsip “apabila kita ingin orang lain memahami kita, maka terlebih dahulu kita harus memahami orang lain”. Prinsip-prinsip Dale Carnegie benar-benar saya rasakan manfaatnya dalam proses komunikasi saya dengan pihak pemasok. Akhirnya pihak pemasok tersebut tetap berkomitmen untuk bekerjasama dengan kami tanpa mengurangi sedikitpun bentuk pelayanan mereka kepada kami.

Peristiwa lainnya adalah sekitar akhir tahun lalu dimana beberapa staff andalan saya mengundurkan diri dan digantikan dengan staff baru , awalnya saya merasakan betapa sulitnya bekerja sama dengan staff baru tersebut. Tentu saja saya juga harus lebih meluangkan waktu lagi untuk mengajari dan mengarahkan mereka. Jujur, terkadang saya juga merasa capek mengajari dan mengingatkan hal yang sama lebih dari sekali. Tetapi saya akhirnya tersadar bahwa sebenarnya yang menjadi masalah staff baru saya itu, mungkin mereka belum percaya diri dan tidak yakin mampu mengerjakan tugas mereka, bahkan mungkin takut disalahkan oleh saya apabila pekerjaan yang mereka lakukan kurang baik. Setelah saya menyadari hal itu, saya segera mengoreksi kekurangan-kekurangan saya terhadap mereka dan dengan menerapkan beberapa prinsip Dale Carnegie. Saya lebih sering mengajak mereka berdiskusi dan bersimpati dengan usulan dan pekerjaan mereka. Akhirnya rasa percaya diri mereka menjadi lebih baik sehingga saat ini banyak pekerjaan bisa mereka tangani sendiri dengan baik tanpa perlu meminta petunjuk dari saya.

Saat ini saya memimpin satu divisi di perusahaan yang menghadapi tantangan yang semakin berat di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Tapi saya yakin dengan selalu melakukan evaluasi, mengoreksi diri, membangun hubungan kemitraan yang berlandaskan human relationship yang baik, serta selalu antusias , maka saya dan perusahaan tempat saya bekerja pasti akan berhasil.
Semua diawali dengan berpandangan positif sesuai prinsip Dale Carnegie : hindari S O K (salahi, omeli, kritik), selalu senyum , dengan tulus melihat masalah dari sudut pandang orang lain, beri penghargaan yang jujur dan tulus kepada orang lain, jadi pendengar yang baik, dan jika salah segera akui secara simpatik , maka dengan prinsip-prinsip itu saya yakin saya akan menjadi makhluk sosial yang baik bagi lingkungan saya dan seperti halnya saya mendapatkan banyak manfaat dari orang lain, maka demikian juga saya juga akan bisa memberi manfaat yang baik bagi orang lain.
Jadilah garam yang memberikan rasa.
“Sekali Antusias tetap Antusias”

Aidi Carinta , Kelas Fundamental Leadership Program diujung tahun 2012 angkatan DL#1019 adalah tempat Pak Aidi melakukan eksplorasi tentang prinsip-prinsip Human Relation Dale Carnegie. Beliau menghormati manusia sebagai makhluk sosial yang bisa membawa perbedaan, dalam setiap laporan komitmen Human Relations beliau selalu menginpirasi peserta lainnya. Beliau mendapatkan Human Relation Award di sesi 9 dan juga Highest Achievement Award di sesi 12.

Pengalaman Fredi

“Tersenyumlah dan jadilah pendengar yang baik”

Saya baru mengenal Dale Carnegie pada saat saya mengikuti training Dale Carnegie bulan September – Oktober 2012. Awalnya saya menganggap training ini tidak penting buat saya, akan tetapi setelah saya mengikuti training sesi pertama dimana saya harus menyebutkan nama dengan gaya sehingga orang-orang akan mengingat nama saya berdasarkan gaya gila yang saya pilih untuk ditampilkan dan training sesi kedua dimana saya belajar mengenai people skill, leadership skill, dan reduce stress membuat saya menjadi semangat. Karena penasaran dengan sesi-sei selanjutnya, saya tidak pernah absen sekalipun dalam mengikuti training ini seminggu sekali selama 2 bulan. Saya mendapat teman-teman baru yang menyenangkan dan kalau boleh saya bilang agak “gila”(hehehe).

Group leader juga tidak pernah absen menyemangati dan mensupport kita dan juga mengingatkan kita untuk selalu mempraktekan prinsip-prinsip Dale Carnegie dalam kehidupan kerja dan kehidupan sehari-hari kita. Yang paling utama saya disarankan adalah tersenyumlah, karena memang saya jarang tersenyum, dan juga jadilah pendengar yang baik .

Peristiwanya pada akhir Desember 2012 lalu, perusahaan saya mengadakan acara workshop mengenai cara penggunaan system aplikasi yang dibuat perusahaan saya. Saya diminta oleh atasan saya untuk membawakan acara workshop tersebut sebagai trainer. Saya sangat antusias dan langsung menerima tugas tersebut padahal sebelumnya saya orang yang malas dan tidak percaya diri kalau diminta berbicara di depan orang banyak apalagi untuk acara resmi seperti ini. Tapi saya menerima tugas tersebut dengan semangat dan tidak ada perasaan khawatir sama sekali.

Pada saat acara workshop, di depan sekitar 35 orang peserta yang merupakan customer perusahaan, saya mulai membawakan acara tersebut dengan perkenalan diri saya dengan lantang dan intonasi yang pas berdasarkan ajaran dari dale Carnegie sehingga para peserta bisa mengingat nama saya dengan baik. Pada saat training, saya menjelaskan materi-materi saya dengan terstruktur serta tersenyum sehingga para peserta menjadi mengerti walaupun masih ada beberapa peserta dengan tatapan kosong tidak mengerti apa-apa tapi saya tetap menjelaskan materi saya sebaik mungkin agar bisa diterima oleh para peserta.

Pada saat sesi tanya jawab, banyak peserta yang bertanya kepada saya tentang system aplikasi dan saya menjelaskan dengan baik, pelan-pelan dan terstruktur dan saya mendengarkan mereka jika ada masukan-masukan untuk saya sehingga tidak terjadi perdebatan yang tidak penting. Banyak dari para peserta berpendapat bahwa pendapat mereka adalah benar. Cara yang saya lakukan adalah mendengarkan pendapat mereka terlebih dahulu kemudian saya memberikan pendapat saya sehingga lebih tercipta suasana sharing antara saya dan peserta sehingga suasana menjadi lebih santai dan rileks.

Ada beberapa peserta yang masih ingin bertanya tapi karena waktu tidak mencukupi maka saya mendelegasikan kepada teman-teman tim saya untuk membantu menjawab dan menampung pertanyaan para peserta sehingga mereka bisa mendapat jawaban yang puas.

Akhirya acara workshop berjalan dengan sukses dan saya mendapat apresiasi dari peserta dengan penjelasan-penjelasan dan training yang saya berikan (bukan sombong ya hehehe). Dan keesokan harinya pada saat saya mendatangi salah satu customer saya, dia bilang “Fredy, presentasi kamu kemarin bagus” saya tetap rendah hati dan tidak sombong…”

Yakin dan percayalah akan kemampuan diri kita sendiri, tersenyumlah, hindari debat kusir yang bisa mengakibatkan konflik. Anda akan menjadi lebih percaya diri dengan keyakinan anda, bisa mendapatkan kerjasama dari tim Anda dan segala tugas anda akan terselesaikan dengan baik

Freddy Lesmana , Alumni DL#1019 ini akrab dipanggil Pepenk seorang seorang programmer muda yang sekarang sedang menempuh pendidikan Pasca Sarjana. Disetiap presentasi di kelas dia selalu menunjukkan antusiasme tinggi dan terbuka terhadap coach yang diberikan para trainer dan group leader. Karena selalu berusaha all out, Freddy berhasil mendapatkan apresiasi Crashing Through award di sesi 5.

Jakarta & Head Office

Jl. Paus No. 84 A
Jakarta Timur 13220
Phone: 021-489 2737
Fax: 021-489 6926


Send this to a friend
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
PERUSAHAAN
KOTA
TELEPON
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
Hadir di Leadership series kota:
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
PERUSAHAAN
KOTA
TELEPON
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
PERUSAHAAN
KOTA
TELEPON
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.