Keluarga dan Produktivitas

April 8, 2020 3:33 am | Oleh Dale Carnegie Editor
Dale Carnegie > Referensi > Artikel > Artikel > Keluarga dan Produktivitas

Ketika saya sedang membuat tulisan ini, setidaknya ada 149 kasus Covid baru yang diterima oleh rumah sakit di seluruh Indonesia, dengan jumlah kematian terbesar ada di DKI Jakarta yakni sebesar 85 orang atau rasio kematian sekitar 10,5% berdasarkan data BNPB pertanggal 1 April 2020. Saya dapat saja menjadi salah satu pasiennya atau bahkan istri dan anak saya memiliki kemungkinan untuk menjadi pasien dengan nomer urut 451 atau nomer lain seperti  nomer urut antrian dalam acara besar. Tentunya kita harus siap menerima resiko tersebut kalau kita tidak bertindak apapun. Seperti halnya prinsip Dale Carnegie terkait dalam mengelola kecemasan.

  1. Pikirkan apa kemungkinan terburuknya.
  2. Siapkan mental akan kemungkinan terburuk tersebut dan
  3. Pikirkan apa saja langkah terbaik yang dapat dilakukan sehingga kemungkinan terburuk tersebut tidak terjadi.

Tiga hal inilah yang menjadi pedoman saya sehingga sekitar tiga minggu lalu saya  mengusulkan untuk WFH bagi kantor kami untuk menngurangi resiko menjadi salah satu pasien dengan nomer urut tersebut.

Setelah menjalankan WFH, ternyata kenyataan tidak seindah yang saya bayangkan. Produktifitas harus tetap dijaga sedangkan peran seorang suami dan seorang ayah tetap menempel pada kita. Bayangkan ketika kita sedang mempersiapkan meeting dan anak kita yang masih berusia balita merengek untuk main dan tidak mau tahu kalau sang ayah sedang sibuk dengan pekerjaannya. Bukan saja perusahaan yang harus beradaptasi dengan situasi ini, tapi saya sebagai salah satu karyawan juga harus beradaptasi dengan dua peran yang tidak bisa dipisahkan. Di satu sisi saya perlu beradaptasi untuk menyelesaikan pekerjaan, di sisi lain, sebagai seorang ayah, saya  juga perlu mehami kebutuhan anak.

Di saat seperti inilah pengelolaan waktu yang baik sangat dibutuhkan. Mau tidak mau kedua peran ini perlu dimasukkan ke dalam time line kita saat bekerja di rumah. Sebagai contoh, ketika di pagi hari kita mempersiapkan perkerjaan hari ini, ambil waktu sebentar untuk mempersiapkan kebutuhan anak kita untuk hari ini juga. Saat bekerja, sebisa mungkin setiap 2-3 jam sekali kita ambil jeda untuk berinteraksi dengan keluarga kita khususnya anak kita. Saat makan siang pastikan untuk melakukannya bersama keluarga. Mungkin ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana kita, tapi setidaknya kita tetap dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas tinggi.

Terkadang kita juga harus lembur ketika anak kita sudah istirahat dan keadaan rumah kembali tenang. Coba ambil waktu untuk membuat membuat time log yaitu mencatat semua kegiatan yang kita lakukan sepanjang hari untuk melihat di mana saja waktu kita habis untuk hari ini dan berdasarkan time log tersebut kita dapat membuat rencana kerja untuk esok hari dengan menggunakan block time yaitu memblok satu waktu untuk melakukan satu pekerjaan tanpa diganggu oleh orang lain. Dengan time log dan block time, kita dapat memantau kebocoran waktu kita dan melakukan perbaikan di keesokan harinya.

Di saat seperti ini, kita juga perlu kreatif sebagai karyawan dan orang tua, karena kejenuhan akan selalu ada ketika kita dan keluarga di rumah saja selama berminggu-minggu. Mungkin kita sudah terbiasa memikirkan inovasi di pekerjaan kita seperti memperbaiki SOP, memanfaatkan teknologi atau bahkan brainstorming dalam memecahkan masalah. Tetapi bagaimana dengan di rumah? Apakah Anda akan membuat SOP di rumah? Atau bahkan mengajak keluaraga untuk brainstorming bersama guna memecahkan masalah rumah tangga anda?

Yang saya coba lakukan selama tiga minggu terakhir adalah menciptakan aktivitas untuk keluarga, sebagai contoh ketika ibu memasak saya melibatkan anak saya dalam kegiatan tersebut. Saya mencoba berpikir kreatif menciptakan aktivitas yang melibatkan seluaruh anggota keluarga seperti permainan menggambar bersama, bermain tik tok, atau bahkan game kartu seperti kartu uno. Di saat keluarga kita asyik beraktivitas, kemungkinan besar saat itulah kita bisa tetap produktif dalam pekerjaan kita.

Situasi ini adalah situasi di mana kita harus bisa mengelola kecemasan kita, mengatur waktu dan juga terus berinovasi. Stay at home dan work from home bukan berarti kita tidak produktif dan bukan berarti membosankan. Stay at home lebih berarti kebersamaan dan menghentikan penyebaran COVID-19 di Indonesia.


Dodi Wicaksono Hadinoto – Trainer Dale Carnegie

Jakarta & Head Office

Jl. Paus No. 84 A
Jakarta Timur 13220
Phone: 021-489 2737
Fax: 021-489 6926


Send this to a friend
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
PERUSAHAAN
KOTA
TELEPON
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
Hadir di Leadership series kota:
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
PERUSAHAAN
KOTA
TELEPON
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
PERUSAHAAN
KOTA
TELEPON
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Read previous post:
Bersama Kita Bisa

Pandemi covid-19 memberikan dampak signifikan pada setiap aspek kehidupan kita. Aspek yang paling dirasakan perubahannya adalah sosial ekonomi. Interaksi langsung...

Close