Menjalin Komunikasi Terbuka dengan Remaja

June 11, 2017 11:32 pm | Oleh Lidwina Wahyu Widayati
Dale Carnegie > Referensi > Artikel > Blog > Menjalin Komunikasi Terbuka dengan Remaja

Saat seorang anak memasuki usia belasan, suasana rumah biasanya terasa berubah. Jika di masa kecil mereka terlihat ceria, senang bercerita, menggoda orang-orang di sekitarnya dan tertawa-tawa.  Maka di usia selanjutnya mereka menjadi pribadi yang tertutup, asyik dengan kesibukannya sendiri. Kondisi ini menimbulkan rasa kuatir pada orang tua, adakah sesuatu yang menjadi beban pikirannya? Apakah ada perlakuan orang lain yang melukai hatinya?

“Kondisi ini menimbulkan rasa kuatir pada orang tua, adakah sesuatu yang menjadi beban pikirannya? Apakah ada perlakuan orang lain yang melukai hatinya?”

Bagaimana cara menjalin komunikasi yang akrab dengan para remaja?

  1. Memahami kesulitan dan tantangan yang mereka rasakan.
    Pada umumnya memasuki masa remaja, anak bersikap lebih tertutup terutama kepada orangtuanya. Perubahan hormonal yang dialami membuat kondisi emosi mereka cenderung negatif, mudah merasa terganggu, bosan, bingung, sedih, marah dan bermusuhan. Orang tua perlu mempersiapkan mental, memiliki kesabaran dan semangat yang tinggi untuk menjalin komunikasi dan persahabatan dengan anak, di masa yang tidak mudah ini.
  2. Menjadi Role Model Komunikasi Terbuka
    Orang tua perlu melatihkan pembukaan diri (self-disclosure) di dalam keluarga, terutama terhadap anak remaja. Ciri orang yang memiliki kemampuan membuka diri adalah terampil menyampaikan informasi personal yang dimiliki. Saat bersama anak, ayah dan ibu bisa mulai menceritakan hal-hal yang ringan, misalnya: makanan favorit, aktivitas sehari-hari. Sampai pada cerita mengenai hal-hal sensitif yang tidak mudah diungkapkan kepada orang lain, seperti: kejadian memalukan yang dialami, situasi saat tidak punya uang, ketakutan yang pernah dirasakan.Usahakan agar sharing informasi yang disampaikan bersifat positif, bukannya negatif. Misalnya: menceritakan keberhasilan bukan kegagalan, pengalaman yang inspiratif dan membuat semangat bukannya pengalaman yang menyakitkan dan membuat kapok.
  3. Tertawa Bersama
    Data statistik yang dimuat  pada blog Ageing Healthy, Happily, and Youthfully menyebutkan bahwa anak-anak berusia 4 tahun tertawa 300 kali dalam satu hari, sementara orang dewasa berusia 40  tahun rata-rata hanya tertawa 4 kali dalam satu hari.  Data ini cukup memprihatinkan, mungkinkah seiring dengan bertambahnya usia maka pembawaan kita semakin serius dan kurang cerah? Apakah bapak dan ibu masih sempat tertawa bersama anak-anak?

Bapak Ibu, masa remaja memang tidak mudah untuk dilalui, namun masa ini merupakan masa yang menentukan untuk anak kita menjadi manusia dewasa yang lebih baik. Keterbukaan dari orang tua cepat atau lambat akan membuat anak-anak belajar membuka diri dan membangun relasi yang lebih akrab di dalam rumah. Sebagai hasil dari suasana rumah yang terbuka, anak akan terampil membangun relasi yang lebih baik dengan teman-teman dan guru di sekolah.

Pelajari bagaimana cara efektif untuk menjalin komunikasi yang terbuka dengan remaja melalui program Gen.Next.

Jakarta & Head Office

Jl. Paus No. 84 A
Jakarta Timur 13220
Phone: 021-489 2737
Fax: 021-489 6926


Send this to a friend
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
PERUSAHAAN
KOTA
TELEPON
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
Hadir di Leadership series kota:
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
PERUSAHAAN
KOTA
TELEPON
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Silahkan mengisi form untuk mengunduh
NAMA
PERUSAHAAN
KOTA
TELEPON
E-MAIL
Informasi anda tidak akan diberikan kepada pihak lain.
Read previous post:
Manage Your Time, Increase Your Productivity

Oleh : Gary Hadrian Akhir-akhir ini saya mengamati, semakin hari semakin banyak orang yang stres karena mereka tidak memiliki waktu...

Close